Bahasa Travel

Pelatihan Petugas Haji 2026 Dimulai Awal Tahun, Fokus Bahasa Arab Dasar

Pelatihan petugas haji 2026 dimulai Januari dengan fokus pada penguasaan bahasa Arab dasar.

Kementerian Agama (Kemenag) mengumumkan bahwa pelatihan petugas haji untuk tahun 2026 akan dimulai lebih awal, yaitu pada Januari hingga Februari 2026. Langkah ini diambil agar proses persiapan berjalan maksimal dan petugas memiliki cukup waktu untuk memahami seluruh aspek pelayanan jemaah.

Menurut keterangan resmi Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Ditjen PHU), fokus utama pelatihan tahun depan adalah penguasaan bahasa Arab dasar. Hal ini dianggap penting untuk mempermudah komunikasi antara petugas Indonesia dengan jemaah dan pihak otoritas di Arab Saudi.


Pentingnya Bahasa Arab bagi Petugas Haji

Bahasa Arab menjadi kunci utama dalam pelayanan jemaah haji di Tanah Suci.
Dengan kemampuan dasar bahasa Arab, petugas diharapkan bisa lebih cepat beradaptasi, memahami instruksi, dan membantu jemaah yang mengalami kendala.

Direktur Bina Haji, Dr. H. Saiful Rahman, menjelaskan bahwa pelatihan ini bukan sekadar formalitas. “Bahasa Arab dasar akan diajarkan secara intensif, disertai simulasi situasi lapangan agar petugas terbiasa menggunakan istilah sehari-hari di Makkah dan Madinah,” ujarnya dikutip dari Kemenag.go.id.

Tak hanya itu, Kemenag juga bekerja sama dengan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa untuk menyiapkan modul pembelajaran yang mudah dipahami oleh peserta dari berbagai latar belakang.


Pelatihan Terpadu: Dari Bahasa Hingga Simulasi Lapangan

Selain bahasa Arab, pelatihan petugas haji 2026 akan mencakup materi seputar:

  • Manajemen krisis dan kesehatan jemaah,
  • Etika pelayanan ibadah,
  • Penggunaan teknologi informasi haji, dan
  • Koordinasi lintas sektor dengan pihak Arab Saudi.

“Materi ini dirancang agar setiap petugas bisa sigap, sopan, dan profesional saat menghadapi situasi darurat,” tambah Dr. Saiful.

Menurut data Kemenag, tahun 2025 tercatat ada lebih dari 4.000 petugas yang bertugas mendampingi jemaah haji Indonesia.
Angka ini diperkirakan akan meningkat pada tahun 2026 seiring dengan bertambahnya kuota jemaah.


Pelatihan dengan Pendekatan Digital

Menariknya, Kemenag juga berencana menerapkan sistem e-learning untuk tahap awal pelatihan. Melalui platform daring, para calon petugas bisa belajar bahasa Arab dasar dan simulasi pelayanan jemaah sebelum menjalani sesi tatap muka.

Langkah ini diambil agar pelatihan bisa menjangkau peserta dari seluruh daerah Indonesia tanpa terkendala waktu dan jarak.

Baca juga: Inovasi Teknologi Bahasa untuk Layanan Publik untuk memahami bagaimana AI dan sistem digital membantu efisiensi pelatihan di sektor pemerintahan.


Harapan dari Pelatihan Petugas Haji 2026

Program ini diharapkan mampu mencetak petugas yang kompeten secara spiritual, komunikatif secara bahasa, dan tanggap secara pelayanan.
Kemenag menegaskan bahwa kualitas pelayanan jemaah akan terus ditingkatkan agar ibadah haji menjadi lebih nyaman dan khusyuk.

“Petugas bukan sekadar pendamping, tapi bagian penting dalam memastikan jemaah beribadah dengan tenang,” tutur Sekjen Kemenag, H. Ali Faizal.

Dengan pelatihan yang lebih matang, Indonesia diharapkan dapat menjadi contoh dalam penyelenggaraan haji yang tertib, profesional, dan berwawasan budaya.


Kesimpulan

Pelatihan petugas haji 2026 menandai komitmen pemerintah untuk terus memperbaiki kualitas pelayanan ibadah haji. Fokus pada penguasaan bahasa Arab dasar menjadi langkah strategis agar petugas lebih siap melayani jemaah Indonesia di Tanah Suci.

Dengan persiapan sejak awal tahun, diharapkan semua petugas memiliki kemampuan komunikasi yang baik dan mampu menghadapi berbagai situasi di lapangan. Langkah ini bukan hanya tentang pelayanan tapi juga bentuk penghormatan terhadap tamu-tamu Allah yang menunaikan ibadah haji.