Ketika kita menulis, sering kali kita harus memilih antara kata baku dan tidak baku. Banyak orang tidak sadar bahwa pilihan kata ini berpengaruh besar terhadap kesan profesional, kejelasan pesan, hingga tingkat kesopanan dalam komunikasi.
Di dunia pendidikan, kata tersebut menjadi standar utama. Namun dalam percakapan sehari-hari, kata tidak baku lebih sering dipakai karena sifatnya lebih santai dan fleksibel. Tanpa disadari, dua “gaya” ini sebenarnya hidup berdampingan dalam penggunaan bahasa.
Menurut analisis kosakata yang sering dicari pembelajar Bahasa Indonesia yang dirangkum oleh Katadata, topik terkait bahasa baku menjadi salah satu yang paling sering dibaca oleh pelajar, mahasiswa, maupun penulis pemula.
1. Apa Itu Kata Baku?
Secara sederhana, kata yang baku adalah kata yang penulisannya sudah sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia dan tercantum dalam KBBI. Kata ini digunakan dalam:
- penulisan formal,
- laporan kerja,
- dokumen akademik,
- surat resmi,
- artikel profesional.
Dalam percakapan santai, penggunaan bahasa baku terkadang dianggap terlalu kaku. Tetapi dalam konteks formal, pemilihan diksi yang tepat merupakan tanda bahwa penulis memahami aturan berbahasa yang baik.
Kalau kamu ingin memahami bagaimana penulisan formal berbeda dari gaya santai, kamu bisa baca:
Perbedaan Bahasa Formal dan Nonformal
2. Mengapa Kata Baku Penting?
Ada tiga alasan utama mengapa bahasa baku perlu dipahami:
a. Menunjukkan Profesionalitas
Dalam laporan akademik atau pekerjaan, kata yang baku membuat tulisan terlihat rapi dan terpercaya.
b. Menghindari Salah Tafsir
Beberapa kata tidak baku memiliki makna ganda atau dianggap kurang tepat dalam konteks formal.
c. Menjaga Konsistensi Penulisan
Tulisan yang konsisten secara ejaan membuat pembaca nyaman dan tidak terganggu oleh bentuk kata yang tidak tepat.
3. Perbedaan Bahasa Baku dan Tidak Baku
Berikut contoh kata yang baku dan tidak baku yang sering dipakai sehari-hari:
- aktif → aktif (baku), aktip (tidak baku)
- cabai → cabai (baku), cabe (tidak baku)
- analisis → analisis (baku), analisa (tidak baku)
- risiko → risiko (baku), resiko (tidak baku)
- praktik → praktik (baku), praktek (tidak baku)
Sebagian besar kata tidak baku muncul karena pengaruh tutur lisan yang menyesuaikan kebiasaan masyarakat.
Untuk memahami bagaimana kata yang baku digunakan dalam kalimat, kamu bisa membaca contoh di:
Contoh Kalimat Baku dan Tidak Baku
4. Mengapa Banyak Orang Masih Salah Menulis Kata Baku?
Beberapa alasannya adalah:
a. Kebiasaan Bahasa Daerah
Di beberapa daerah, bentuk tidak baku dipakai secara umum sehingga melekat dalam memori penutur.
b. Pengaruh Media Sosial
Dalam komunikasi cepat, orang cenderung memilih bentuk kata yang lebih pendek dan mudah diketik.
c. Persepsi “lebih enak diucapkan”
Ada kata yang dianggap lebih natural dalam bentuk tidak baku, misalnya cabe, praktek, atau resiko.
5. Cara Agar Terbiasa Menggunakan Bahasa Baku
Berikut beberapa cara sederhana untuk melatihnya:
a. Sering Membaca Sumber Resmi
Artikel resmi, buku pelajaran, dan situs edukasi biasanya mengikuti kaidah baku.
b. Biasakan Mengecek KBBI
KBBI online mudah diakses, jadi tidak ada alasan untuk tidak mengecek.
c. Perhatikan Ejaan dalam Dokumen Formal
Kalau menulis laporan kerja atau tugas, biasakan mengecek bentuk kata di akhir.
d. Simpan Daftar Pribadi Kata yang Sering Keliru
Ini trik praktis. Setiap menemukan kata yang salah tulis, simpan bentuk bakunya untuk digunakan lagi.
6. Kapan Harus Baku dan Kapan Boleh Tidak Baku?
Bahasa terus berubah mengikuti konteks.
Bahasa baku bukan berarti paling benar untuk semua situasi.
- Di kelas → pakai baku
- Di kantor → pakai baku
- Di artikel → pakai baku
- Di chat santai → bentuk tidak baku lebih natural
Intinya, yang penting adalah penyesuaian konteks. Saat kamu mengetahui kedua bentuknya, kamu bebas memilih mana yang paling sesuai.
Kesimpulan
Kata atau bahasa baku memainkan peran penting dalam menjaga ketepatan bahasa dan profesionalitas tulisan.
Namun, bukan berarti bentuk tidak baku itu salah; mereka hanya digunakan pada konteks yang berbeda.
Dengan mengenali perbedaan, memahami fungsinya, dan membiasakan diri memakai bentuk baku dalam situasi formal, kemampuan menulis akan meningkat secara signifikan.
Yang paling penting: penggunaan kata yang tepat adalah bentuk penghargaan kepada pembaca.
