Ketika menulis atau berbicara, kita sering memilih kata yang terasa paling tepat untuk menggambarkan sesuatu. Namun, satu kata tidak selalu cukup untuk semua situasi. Di sinilah sinonim mengambil peran penting.
Sinonim adalah kata yang memiliki makna mirip atau mendekati sama. Meski terlihat sederhana, penggunaan persamaaan kata dapat sangat memengaruhi gaya bahasa, suasana kalimat, dan kesan yang diterima pembaca atau pendengar.
Menurut analisis pencarian bahasa yang dibahas oleh Katadata, kata-kata terkait sinonim menjadi salah satu materi bahasa yang paling sering dicari siswa dan mahasiswa setiap tahun. Hal ini menunjukkan pentingnya memahami variasi kata dalam komunikasi.
1. Apa Itu Sinonim?
Sinonim merupakan pasangan kata yang memiliki kemiripan makna. Misalnya:
- cantik ↔ indah
- marah ↔ geram
- mandi ↔ bersiram
- pintar ↔ cerdas
Meski mirip, biasanya setiap kata memiliki nuansa makna (sense) yang berbeda.
Contoh: “geram” menggambarkan kemarahan yang lebih intens dibanding “marah”.
Kalau ingin memahami bagaimana bahasa formal berbeda dengan bahasa santai, lu bisa baca:
Perbedaan Bahasa Formal dan Nonformal
2. Mengapa Sinonim Penting dalam Penulisan?
a. Menghindari Pengulangan Kata
Penulisan yang berulang-ulang membuat pembaca bosan. Sinonim membantu variasi kata agar tulisan lebih enak dibaca.
b. Menunjukkan Ketepatan Makna
Dengan pilihan kata mirip, penulis bisa memberikan makna yang lebih spesifik.
Contoh: bahagia dan lega sama-sama emosi positif, tetapi konteksnya berbeda.
c. Membantu Menciptakan Nuansa
Tulisan bisa terasa dramatis, lembut, atau tegas hanya dengan mengganti kata.
d. Memperkaya Kosakata
Semakin banyak persamaan kata yang dipahami, semakin fleksibel gaya menulis seseorang.
3. Perbedaan Makna dalam Sinonim
Tidak semua kata yang bersinonim benar-benar identik. Ada sedikit pergeseran makna atau konteks penggunaannya.
Contoh:
- cerah (cuaca)
- jernih (air)
- gamblang (penjelasan)
Ketiganya bermakna “jelas”, tetapi dipakai di konteks yang berbeda.
Itulah mengapa penting memahami konteks, bukan hanya hafal arti.
4. Contoh Penggunaan Sinonim dalam Kalimat
a. Mengubah Nuansa Kalimat
- Dia terlihat marah → netral
- Dia terlihat murka → lebih kuat
- Dia terlihat kesal → lebih ringan
b. Menyesuaikan Situasi Formal & Kasual
- memperoleh (formal)
- dapat (umum)
- ngedapetin (kasual)
c. Menghindari Repetisi
❌ Dia senang karena mendapat kabar yang menyenangkan.
✔ Dia bahagia karena mendapat kabar yang menggembirakan.
Tulisan langsung terasa lebih nyaman dibaca.
Untuk belajar bentuk kata yang baik secara kaidah baku, bisa dicek juga:
Contoh Kalimat Baku dan Tidak Baku
5. Sinonim Tidak Selalu Bisa Ditukar Sembarangan
Meskipun mirip, beberapa kata tidak dapat saling menggantikan karena berbeda konteks.
Contoh:
- tua → manusia
- usang → benda
- lawas → barang, pakaian
- sepuh → penghormatan pada orang yang tua
Itulah sebabnya sinonim harus dipahami sebagai kemiripan makna, bukan kesamaan mutlak.
6. Bagaimana Cara Memperluas Penguasaan Sinonim?
a. Banyak Membaca
Semakin sering kita membaca, semakin banyak variasi kata yang kita temui.
b. Membandingkan Pilihan Kata
Saat menemukan kata baru, bandingkan dengan kata yang sudah kamu tahu.
c. Gunakan Sinonim dalam Latihan Menulis
Cari sebuah kata, lalu buat 3–5 kalimat dengan variasi sinonimnya.
d. Kenali Nuansa Emosi dalam Kata
Contoh:
- setia ≠ patuh
- sopan ≠ tunduk
- cinta ≠ sayang
Kesimpulan
Sinonim bukan hanya tentang kata yang “mirip arti”-nya. Ia adalah alat penting untuk membuat tulisan lebih variatif, ekspresif, dan tepat sasaran.
Dengan memahami persamaan kata, penulis dapat menghindari pengulangan kata, menciptakan suasana tertentu, dan menyampaikan makna yang lebih kaya kepada pembaca.
Penguasaan sinonim adalah salah satu keterampilan penting bagi siapa pun yang ingin menulis dengan lebih efektif dan profesional.
