Bahasa Travel

Mengapa Anak Muda Sering Campur Bahasa Indonesia dan Inggris?

Dua anak muda berdiskusi sambil mencampur Bahasa Indonesia dan Inggris dalam percakapan sehari-hari

Fenomena anak muda yang sering mencampur Bahasa Indonesia dan Inggris atau biasa disebut code mixing semakin mudah ditemui di media sosial maupun percakapan sehari-hari. Contohnya kalimat seperti “lagi nge-scroll dulu bentar”, “itu vibes-nya enak banget”, atau “gue lagi healing weekend ini”.

Walaupun kadang dianggap aneh bagi sebagian orang, campur bahasa inggris sebenarnya adalah proses alami dalam perkembangan bahasa modern.

Menurut data penggunaan bahasa dari Katadata. anak muda Indonesia merupakan kelompok terbesar pengguna internet, sehingga keterpaparan mereka pada konten bahasa Inggris juga semakin tinggi.


1. Terpengaruh Media Sosial dan Konten Global

TikTok, YouTube, dan Instagram penuh dengan konten kreator yang memakai campuran bahasa. Karena terus terekspos setiap hari, banyak istilah yang kemudian ikut diserap:

  • literally
  • deal with it
  • pressure
  • cringe
  • random banget

Konten global ini membentuk gaya komunikasi yang lebih fleksibel, terutama untuk percakapan informal.

Kalau lu ingin memahami konteks formal dan nonformal dalam bahasa, lu bisa baca:
Perbedaan Bahasa Formal dan Nonformal


2. Bahasa Inggris Dianggap Lebih Ringkas dan Ekspresif

Banyak istilah Inggris yang sulit digantikan karena memberikan makna lebih spesifik. Contohnya:

  • vibe → suasana + rasa + energi
  • cringe → malu, tapi levelnya lebih personal
  • toxic → buruk, tapi terkait perilaku manusia

Ini membuat anak muda lebih memilih mencampur bahasa demi kepraktisan.


3. Pengaruh Pendidikan dan Lingkungan Digital

Anak muda zaman sekarang belajar dari:

  • sekolah
  • film
  • game
  • komunitas online
  • konten edukasi digital

Menurut laporan CNBC Indonesia. pengaruh lingkungan digital berperan besar dalam perubahan gaya bahasa informal.


4. Campur Bahasa sebagai Identitas Kelompok

Menggunakan bahasa campuran sering kali menjadi simbol bahwa seseorang “update”, paham tren, dan akrab dengan budaya internet.

Ini bukan hal baru — di linguistik, ini disebut sebagai penanda identitas sosial.

Buat yang ingin membandingkan batas formal dan nonformal, bisa cek juga:
Contoh Kalimat Baku dan Tidak Baku


5. Apakah Campur Bahasa Merusak Bahasa Indonesia?

Tidak. Selama digunakan di konteks yang tepat, bahasa campuran justru membuat bahasa terus berkembang. Menurut Kominfo, bahasa digital bukan dianggap merusak, tetapi bagian dari evolusi komunikasi di internet. Bahasa formal tetap dipakai di sekolah, dokumen resmi, dan publikasi. Sementara bahasa campuran digunakan di percakapan santai dan media sosial.


Kesimpulan

Tren anak muda campur Bahasa Inggris dan Indonesia adalah fenomena wajar dalam era globalisasi. Media sosial, pendidikan, konten hiburan, dan identitas kelompok menjadi faktor utama yang membuat gaya ini semakin populer.

Perubahan cara berbahasa ini menunjukkan betapa dinamisnya bahasa dan bagaimana generasi muda beradaptasi dengan dunia digital yang selalu berubah.