Bahasa

Asal Usul Kata “Galgah” yang Resmi Masuk KBBI

Tangkapan layar halaman KBBI yang menampilkan kata “galgah” yang kini resmi diakui oleh Badan Bahasa sebagai bagian dari kosakata bahasa Indonesia.

Bahasa Indonesia kembali kedatangan kosakata baru yang ramai diperbincangkan.
Kali ini, Badan Bahasa resmi menambahkan kata “galgah” ke dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) edisi terbaru.
Kata ini viral karena terdengar unik dan sering muncul di media sosial.

Menariknya, galgah bukan sekadar kata gaul sesaat.
Ia memiliki akar makna yang kuat dan mencerminkan perilaku khas dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia.


Makna dan Penggunaan Kata Galgah

Menurut laman resmi KBBI Kemendikbud, kata galgah berarti seseorang yang terlalu percaya diri hingga terkesan sok berani.
Contoh kalimatnya sederhana:

“Dia terlalu galgah waktu debat, padahal belum paham topiknya.”

Maknanya menggambarkan sikap berani yang berlebihan.
Tak heran, istilah ini sering muncul dalam komentar netizen ketika menggambarkan seseorang yang ingin tampil gagah, tapi justru berlebihan.

Selain itu, galgah kini mulai digunakan di berbagai konteks — dari obrolan santai, media sosial, hingga konten humor.


Dari Bahasa Daerah ke Bahasa Nasional

Menurut Dr. Eko Setiawan, Kepala Pusat Pengembangan Bahasa di Badan Bahasa, kata galgah berasal dari bahasa daerah di Kalimantan bagian selatan.
Dalam dialek lokal, maknanya adalah berlagak gagah tanpa dasar keberanian yang nyata.

Proses penambahan kata ini ke KBBI tidak terjadi begitu saja.
Tim ahli bahasa melakukan kajian selama dua tahun.
Mereka memantau penggunaan galgah di media sosial, artikel berita, hingga karya sastra modern.

Langkah ini menjadi bukti bahwa bahasa digital bisa memengaruhi bahasa formal.
Fenomena serupa juga pernah terjadi pada kata baper dan halu, yang kini sudah menjadi bagian resmi bahasa Indonesia.


Media Sosial Jadi Penggerak Utama

Tak bisa dipungkiri, media sosial berperan besar dalam menyebarkan kata baru.
Platform seperti TikTok dan X (Twitter) menjadi tempat pertama di mana galgah populer.
Warganet menggunakan kata ini untuk menggambarkan orang yang ingin tampil keren tapi justru terlihat lucu.

“Fenomena seperti ini adalah bukti hidupnya bahasa,” ujar Dr. Anindya Prasetyo, dosen linguistik dari Universitas Indonesia, dikutip dari Kompas.com.
Ia menambahkan bahwa kecepatan viral di dunia maya sering kali membuat kata baru lebih cepat masuk kamus resmi.


Bahasa yang Terus Berkembang

Masuknya kata galgah ke KBBI menunjukkan bahwa bahasa Indonesia bersifat dinamis.
Bahasa tidak hanya dibentuk oleh akademisi, tetapi juga oleh masyarakat yang menggunakannya setiap hari.
Setiap kata yang lahir dari percakapan digital, jika digunakan luas dan konsisten, bisa menjadi bagian dari bahasa baku.

Perkembangan ini juga sejalan dengan visi Prosa.ai, startup teknologi bahasa Indonesia yang berfokus menggabungkan AI dengan linguistik lokal.
Teknologi semacam ini membantu peneliti bahasa mendeteksi kata baru dari media sosial dan berita daring.


Kesimpulan

Kata galgah kini resmi menjadi bagian dari identitas bahasa Indonesia.
Ia lahir dari budaya lokal, tumbuh di dunia digital, dan akhirnya diakui secara nasional.
Fenomena ini membuktikan bahwa bahasa kita tidak kaku — ia berkembang seiring dengan zaman dan teknologi. Bahasa akan terus berubah, dan siapa tahu, kata yang sering kamu pakai di media sosial hari ini bisa jadi masuk KBBI besok.

Untuk pembahasan menarik lainnya tentang evolusi bahasa dan teknologi, baca juga:
👉 Google Translate Kini Punya Fitur Praktik Latihan Bahasa