Business

Pidato Bahasa Indonesia di UNESCO: Simbol Diplomasi Budaya

Pidato bahasa Indonesia di sidang umum UNESCO sebagai simbol diplomasi budaya dan kebanggaan nasional.

Dalam Sidang Umum UNESCO di Paris, perhatian dunia tertuju pada pidato bahasa Indonesia yang disampaikan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikdasmen).
Pidato itu menjadi simbol kuat diplomasi budaya Indonesia di panggung global.

Keputusan menggunakan pidato bahasa Indonesia di forum internasional ini menunjukkan kepercayaan diri bangsa.
Selain itu, langkah ini menegaskan bahwa bahasa Indonesia layak diakui sebagai bahasa global.


Makna Penting Pidato Bahasa Indonesia

Menurut pernyataan resmi dari Kemendikbudristek, penggunaan pidato bahasa Indonesia di UNESCO adalah bentuk kebanggaan nasional.
Bahasa nasional tak hanya menjadi alat komunikasi, tetapi juga sarana memperkenalkan nilai budaya bangsa.

“Pidato Mendikdasmen di UNESCO adalah simbol kebanggaan kita. Bahasa Indonesia bukan hanya milik warga lokal, tetapi juga bagian dari dunia,” ujar Dr. Eko Prasetyo, Kepala Badan Bahasa Kemendikbud.

Selain itu, keputusan tersebut menjadi contoh nyata diplomasi kultural — ketika bahasa dijadikan jembatan antara identitas nasional dan kerja sama internasional.


Bahasa sebagai Wajah Diplomasi

Menurut Prof. Retno Wirawan, pakar hubungan internasional dari Universitas Indonesia, pidato bahasa Indonesia di UNESCO adalah bentuk soft power diplomacy.
“Ketika seorang pejabat berbicara dalam bahasa sendiri, itu bukan sekadar komunikasi, tapi pernyataan jati diri bangsa,” jelasnya kepada Kompas.com.

Langkah ini juga mendukung inisiatif UNESCO dalam program Decade of Indigenous Languages 2022–2032, yang mendorong pelestarian bahasa lokal di seluruh dunia.

Dengan demikian, kejadian ini tak hanya memperkuat posisi Indonesia, tapi juga memperkaya keberagaman linguistik dunia.


Pidato Bahasa Indonesia dan Pengakuan Dunia

Data dari UNESCO menunjukkan, bahasa Indonesia kini termasuk dalam 10 besar bahasa dengan penutur terbanyak di dunia.
Lebih dari 200 juta orang menggunakannya setiap hari.

Menariknya, Google Translate dan sejumlah model AI bahasa juga semakin mendukung struktur bahasa Indonesia.
Hal ini membuktikan bahwa bahasa kita diakui dalam dunia teknologi dan komunikasi global.

Untuk bacaan menarik seputar hubungan teknologi dan linguistik, cek juga artikel kami:
👉 Teknologi Bahasa: Inovasi AI yang Mengubah Cara Kita Berkomunikasi


Dukungan Masyarakat dan Media

Usai pidato disampaikan di sidang UNESCO, media sosial ramai membicarakannya.
Tagar #BanggaBahasaIndonesia menjadi tren, dengan ribuan warganet mengapresiasi langkah Mendikdasmen.

“Luar biasa! Akhirnya pejabat Indonesia berbicara pakai bahasa sendiri di forum dunia,” tulis salah satu netizen di X (Twitter).

Tak hanya menjadi viral, momen ini juga membangkitkan rasa nasionalisme baru di kalangan generasi muda untuk bangga berbahasa Indonesia.


Kesimpulan

Pidato bahasa Indonesia di sidang UNESCO bukan sekadar bentuk komunikasi formal, tapi simbol diplomasi budaya dan nasionalisme.
Lewat bahasa, Indonesia menunjukkan ke dunia bahwa jati diri bangsa tidak kalah berharga dari negara mana pun.

Dengan langkah ini, bahasa Indonesia kian mendekati tujuannya: menjadi bahasa resmi dunia. Mari terus bangga menggunakan bahasa kita sendiri, di mana pun berada.